Mengenal 5 Tahap Perkembangan Anak Usia Dini
Secara umum, yang dimaksud dengan anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun.
Secara umum, yang dimaksud dengan anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun. Si Kecil yang berada pada rentang usia ini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik maupun mental.
Laju pertumbuhan dan perkembangan setiap anak tentu berbeda-beda ya Mam, tergantung pada lingkungan, stimulasi, dan kepribadiannya masing-masing. Namun, aspek perkembangan anak usia dini umumnya meliputi perkembangan fisik, kognitif, bahasa, emosi, dan sosial.
Masa anak usia dini sering disebut juga dengan istilah golden age atau masa emas. Mam tentu sudah sering mendengar istilah ini, bukan? Nah, pada masa emas tersebut, hampir seluruh potensi si Kecil mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang secara cepat dan hebat, lho.
Dengan mengenali 5 aspek perkembangan anak usia dini secara lebih dalam, diharapkan Mam dan Pap dapat memberikan bimbingan sesuai dengan tahap perkembangan si Kecil.
Maka dari itu, yuk Mam, kita kenali kelima aspek penting dalam perkembangan anak usia dini berikut ini!
1. Aspek Perkembangan Fisik Anak Usia Dini
Aspek perkembangan anak usia dini yang berfokus pada perkembangan fisik ini meliputi pertambahan berat badan, tinggi badan, perkembangan otak, serta keterampilan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar ditandai dengan aktifnya anak bergerak, melompat, dan berlarian, terutama di usia 4-5 tahun.
Semakin bertambah usia anak, maka semakin kuat pula tubuhnya. Bila perkembangan fisik berjalan dengan baik, maka ia pun semakin piawai menyelaraskan gerakan tubuh dengan minat ataupun kebutuhannya.
Sementara itu, motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Contoh keterampilan motorik halus yaitu memegang krayon, menyusun puzzle, menyusun balok, dan lain-lain.
2. Aspek Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Teori perkembangan kognitif (cognitive theory) yang banyak digunakan saat ini adalah yang dikemukakan oleh Jean Piaget, seorang profesor psikologi dari Universitas Geneva, Swiss. Ia menyatakan bahwa anak-anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Sebagai bagian dari aspek perkembangan anak usia dini, perkembangan kognitif anak dibagi Piaget ke dalam 4 tahap, yaitu:
- Tahap sensorimotor (0-24 bulan)
Pada masa ini, kemampuan bayi terbatas pada gerak refleks dan panca inderanya. Bayi tidak dapat mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau kepentingan orang lain. Maka dari itu, bayi dianggap “egosentris”.
- Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Pada masa ini, anak mulai dapat menerima rangsangan, tetapi sangat terbatas. Ia juga masih “egosentris” karena hanya mampu mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang dirinya sendiri. Kemampuan berbahasa dan kosakata anak juga sudah berkembang, meski masih jauh dari logis.
- Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Pada masa ini, kemampuan mengingat dan berpikir secara logis pada anak sudah meningkat. Anak juga sudah mengerti konsep sebab akibat secara rasional dan sistematis. Kemampuan belajar konsep meningkat, sehingga anak mulai dapat belajar matematika dan membaca.
- Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun)
Pada masa ini, anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan menguasai penalaran. Kemampuan ini akan membantu anak melewati masa peralihan dari masa remaja menuju fase dewasa atau dunia nyata.
3. Aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Periode kritis dalam perkembangan kemampuan bahasa terjadi sejak bayi baru lahir sampai dengan usia lima tahun. Kemampuan berbahasa anak tumbuh dan berkembang pesat selama masa prasekolah.
Sebagai salah satu aspek perkembangan anak usia dini, kemampuan berbahasa dapat menjadi indikator seluruh perkembangan anak. Pasalnya, melalui kemampuan berbahasa dapat pula dideteksi keterlambatan ataupun kelainan pada sistem lain, seperti kemampuan kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi, dan lingkungan di sekitar anak.
Baca Juga: 5 Hal Penting untuk Dukung Perkembangan Anak
4. Aspek Perkembangan Sosio-Emosional Anak Usia Dini
Aspek perkembangan anak usia dini ini sesungguhnya telah dimulai sejak bayi dilahirkan. Dari segi emosional misalnya, dapat dilihat dari berbagai contoh sikap bayi, misalnya tersenyum atau menghentak-hentakkan kaki saat ia senang. Atau, menangis untuk mengekspresikan rasa tidak senang atau tidak puasnya.
Pada masa pertumbuhan, anak cenderung mengungkapkan emosinya dengan gerakan otot, seperti melempar, membanting, ataupun memukul barang. Namun, dengan bertambahnya usia, reaksi emosional umumnya akan berubah menjadi verbal alias pengucapan perasaan atau kata-kata tertentu.
Sementara itu, kedekatan bayi dengan orang dewasa adalah langkah awal menuju tahap-tahap perkembangan sosialnya. Perkembangan anak usia dini dari sisi sosial mengacu kepada kemampuan anak dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Pada awalnya, anak hanya mengenal orang-orang yang berada di dekatnya, seperti pengasuh utama, kakak atau adik, dan orang lain yang tinggal serumah dengannya. Seiring dengan pertambahan usia anak, ia akan mengenal orang di luar rumah dan perlu diajari aturan-aturan dalam bersosialisasi, seperti sopan santun, disiplin, dan lain sebagainya.
Mam juga perlu memahami bahwa anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, antara lain:
- Rasa ingin tahu yang besar
- Pribadi yang unik
- Suka berfantasi dan berimajinasi
- Menunjukkan sikap egosentris
- Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
Dengan memahami dunia dan karakteristik anak tersebut, diharapkan Mam dapat memberikan stimulasi yang tepat dan sesuai dalam mendukung tumbuh kembang si Kecil. Pengetahuan akan aspek perkembangan anak usia dini juga dapat membantu Mam dalam memahami dan membentuk kepribadian si Kecil.
Terakhir, sebagai #CaraPintarMam untuk mendukung fondasi belajar si Kecil, jangan lupa untuk memberikan S-26 Procal Nutrissentials setiap hari bagi si Kecil yang sudah berusia 1-3 tahun ya, Mam!
Sumber:
Soetjiningsih, dkk. (2013). Tumbuh Kembang Anak, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/196510011998022-ERNAWULAN_SYAODIH/Perkembangan_Anak_Usia_Dini.pdf
alazhar-sbp.sch.id/aspek-aspek-perkembangan-anak-usia-dini/
digilib.unila.ac.id/10761/23/BAB%20II.pdf
livestrong.com/article/156820-five-domains-for-early-childhood-development/
Diakses pada 18 November 2016
Share
Yuk Cari Inspirasi Hebat Lainnya
Tahap Tumbuh Kembang Bayi hingga Batita yang Perlu Dipahami
Proses dan tahap tumbuh kembang bayi dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Menurut Ketua Unit Kerja Kelompok Tumbuh Kembang, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K), untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat.
Produk Wyeth Nutrition
Informasi Parenting untuk Mam dan Pap
Temukan informasi seputar nutrisi, stimulasi, tumbuh kembang, dan tips parenting di periode
Pra-Kehamilan, Kehamilan, Bayi, dan Anak
Berikan Rating
Please login to leave us a comment.
Login