Mam, apakah si Kecil sudah mulai belajar warna? Anak biasanya mulai belajar mengenai warna pada saat prasekolah (usia 3 – 5 tahun). Memang sebelum usia tersebut biasanya anak ada yang sudah dapat menyebutkan nama-nama warna, tetapi belum dapat menyematkan nama-nama tersebut pada warna yang benar. Nah, sebenarnya, apa sih manfaat belajar warna untuk anak? Yuk, kita lihat di bawah ini.
1. Bagian dari tonggak perkembangan (Development Milestone)
Pada saat anak memasuki usia prasekolah (usia 3-5 tahun) anak biasanya mulai memasuki tonggak perkembangan lain yang salah satunya adalah memiliki keterampilan penamaan warna (Center for Disease Control and Prevention, 2020). Keterampilan ini dapat menjadi penanda bahwa proses kognitif anak berkembang baik dan anak akan mampu mengikuti pelajaran di sekolah dasar.
Pada dasarnya sejak berusia satu bulan, anak sudah mampu mengenali warna dan pada usia empat bulan sudah dapat membedakan warna-warna yang ia lihat (Guyana Ministry of Education, 2013). Mulai usia satu tahun atau saat anak sudah mulai belajar bicara, ia sudah mampu mengucapkan nama-nama warna, tetapi belum dapat menempelkan nama-nama tersebut pada warna yang tepat.
Penamaan warna adalah sebuah proses kognitif yang kompleks bagi si Kecil. Hal ini disebabkan karena anak belajar bicara dengan menggunakan kata benda atau kata kerja. Mereka belajar untuk mengetahui bahwa setiap benda dan kegiatan memiliki nama sendiri. Maka ketika anak dapat mengatakan, misalnya sepatu, ia dapat belajar mengucapkan dan memahami artinya dengan cepat. Tetapi, ketika ia mulai dikenalkan dengan warna, ia bisa kembali bingung, karena warna tidak direpresentasikan berdasarkan bentuk, ukuran, jumlah, maupun tekstur. Lebih lanjut, kesulitan anak ini juga disebabkan karena dalam kehidupan sehari-hari ada terlalu banyak rona warna (colour hues) dan hal ini menyebabkan anak kesulitan mengasosiasikan warna dengan namanya (Dye, 2010).
Jadi manfaat belajar warna untuk anak juga membantu perkembangan kognitifnya serta berlatih logika dan cara berpikir dengan berinteraksi, mengobservasi dan mengeksplorasi lingkungan di sekitar mereka.
2. Memperkaya perbendaharaan kata dan memiliki komunikasi verbal yang luas
Kemampuan berbahasa tidak hanya mencakup berbicara tetapi juga memahami. Dengan belajar warna anak belajar untuk memperkaya perbendaharaan kata dan belajar berkomunikasi secara verbal dengan baik sekaligus memahami apa yang ia ucapkan (The Communication Trust resources, diakses 5 Oktober 2020). Mengingat si Kecil usia 1 hingga 3 tahun masih terus mengembangkan kumpulan kosakata yang terkait dengan objek, orangtua atau pengasuh dapat mengajak belajar warna untuk anak dengan menggunakan objek yang sama, misalnya, bola merah dan bola kuning. Jangan gunakan sepatu merah dan jaket kuning.
Baca Juga: Eksperimen Air dan Garam untuk Si Kecil
3. Membentuk kepribadian dan mempererat hubungan orangtua dan anak
Meskipun sepertinya tidak ada hubungannya, tetapi belajar warna untuk anak yang didampingi oleh orangtua juga dapat membantu anak membentuk kepribadian mereka. Pada usia prasekolah, bermain atau belajar bersama orangtua mempengaruhi pembentukan kepribadian anak terhadap sekeliling dan dirinya sendiri. Pada usia ini anak belajar untuk menanggapi berbagai situasi dan mengembangkan persepsi emosional terhadap lingkungan (Shabas, 2016). Selain itu, belajar warna untuk anak dengan cara yang menarik dan menyenangkan akan membuat si Kecil tertarik belajar dan membantu membangun hubungan orangtua dengan anak yang baik.
4. Mengantisipasi adanya kecenderungan buta warna
Perlu diingat, Mam dan Pap sebaiknya tidak terburu-buru menilai atau memberi label buta warna karena pada usia prasekolah anak masih memiliki proses belajar warna yang merupakan konsep abstrak bagi mereka (Burgert, 2013). Orangtua perlu sabar dan ingat bahwa tiap anak memiliki waktunya sendiri-sendiri untuk belajar dan menguasai suatu hal. Jika memang kekhawatiran buta warna sangat kuat, sebaiknya Mam dan Pap berkonsultasi dengan dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Mam, ayo selalu dukung proses belajar si Kecil agar ia menjadi anak hebat. Tentunya termasuk dengan membantu si Kecil belajar warna dengan cara yang tepat dan menyenangkan.
Sumber:
Burgert, N. 2013. How to teach our child colors. Diakses melalui kevinmd.com/blog/2013/11/teach-child-colors.html pada tanggal 5 Oktober 2020.
Center For Disease Control and Prevention. 2020. Preschoolers (3-5 years of age). Diakses melalui cdc.gov/ncbddd/childdevelopment/positiveparenting/preschoolers.html pada tanggal 5 Oktober 2020.
Dye, M. 2010. Why Johnny Can’t Name His Colors. Diakses melalui scientificamerican.com/article/why-johnny-name-colors/ pada tanggal 5 Oktober 2020.
Ministry of Education, Guyana. 2013. Colour Recognition: A three step approach for Parents and little ones. Diakses melalui education.gov.gy/web/index.php/policies/item/764-colour-recognition-a-three-step-approach-for-parents-and-little-ones pada tanggal 5 Oktober 2020.
Shabas, S. 2016. Relationships Between Parents and Preschool-Age Children Attending Kindergartens. Procedia – Soial and Behavioral Sciences 233, 269 – 273)
The Communication Trust. Tidak ada tahun terbit. Speech, Languange, & Communication. How children develop speech, language, and communication skills. Diakses di thecommunicationtru
Share
Yuk Cari Inspirasi Hebat Lainnya
Produk Wyeth Nutrition
Informasi Parenting untuk Mam dan Pap
Temukan informasi seputar nutrisi, stimulasi, tumbuh kembang, dan tips parenting di periode
Pra-Kehamilan, Kehamilan, Bayi, dan Anak.
Berikan Rating
Please login to leave us a comment.
Login