Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Bayi yang Perlu Mam Ketahui

Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Bayi yang Perlu Mam Ketahui

28.06.2024
6 min read

 

Setelah bayi berusia enam bulan, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Alergi makanan pada anak atau bayi merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan karena berdampak signifikan pada kesehatan dan keselamatan anak di masa depan.

Pasalnya, alergi dapat berpotensi menunjukkan reaksi berat atau komplikasi serta mengganggu kenyamanan dan kualitas hidup.

Sebagai contoh, tubuh anak yang memiliki alergi dapat menolak kontak dari sesuatu yang tidak berbahaya, seperti telur atau debu. Saat kontak dengan alergen, tubuh bereaksi dengan mata gatal, hidung berair, bersin, hingga sakit tenggorokan.

Jika si Kecil memiliki reaksi terhadap suatu makanan, Mam dan Pap perlu memeriksakannya demi keamanan.

Sebagai bantuan, artikel ini akan membahas gejala dan cara mengatasi alergi makanan pada bayi yang Mam dan Pap perlu diketahui.
 

Gejala Alergi Makanan pada Bayi

Reaksi alergi terjadi dengan cepat ketika tubuh terpapar alergen atau bahan pangan yang menyebabkan tubuh merespons secara berlebihan.

Beberapa tanda umum melibatkan perubahan pada kulit, seperti bersin, hidung meler atau tersumbat, mata merah, gatal, berair, mengi dan batuk, ruam merah dan gatal, serta memburuknya gejala asma atau eksim.

Meski sebagian besar reaksi alergi makanan pada bayi bersifat ringan, terkadang reaksi parah atau anafilaksis atau syok anafilaksis dapat terjadi. Kondisi ini membutuhkan perawatan medis darurat.

Selain makanan, alergi dapat dipicu oleh bahan iritan di dalam dan luar ruangan. Jika Mam dan Pap melihat gejala alergi pada si Kecil, segeralah ke dokter anak atau ahli alergi.

Hal itu penting untuk menghindari eksperimen pribadi, seperti menghentikan konsumsi susu kepada anak yang dapat membuatnya kehilangan manfaat susu. Dengan petunjuk dokter, Mam dan Pap akan mendapat rekomendasi diet yang tepat.

Baca Juga: Panduan Menyusun dan Menu MPASI Anak 6 Bulan
 

Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Bayi

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan jika Mam menduga si Kecil terkena alergi.
 

1. Perhatikan Potensi Alergen

Penanganan alergi dimulai dengan mengenali potensi alergen atau makanan pemicu alergi pada bayi.

Sekitar 90 persen dari seluruh alergi makanan disebabkan delapan makanan berikut, yakni susu, telur, gandum, kedelai, kacang pohon, kacang-kacangan, ikan, dan kerang.

Telur, susu, dan kacang tanah adalah penyebab paling umum alergi makanan pada anak-anak, termasuk gandum, kedelai, dan kacang pohon.

Kemudian, kacang tanah, kacang pohon, ikan, dan kerang biasanya menyebabkan reaksi paling parah.

Sebagian besar alergi pada anak bisa sembuh dari alergi setelah bertambahnya usia, contohnya alergi susu sapi. Tetapi alergi terhadap kacang tanah, kacang pohon (kenari, almond, kacang mete, dan lain sebagainya), ikan, dan kerang mungkin berlangsung seumur hidup.
 

2. Identifikasi Pemicu Alergi

Identifikasi makanan penyebab alergi pada bayi sangat penting. Saat perlahan-lahan mengenalkan makanan baru kepada si Kecil, pastikan Mam dan Pap memperhatikan apakah ada reaksi dari tubuh mereka.

Sebagai contoh, saat memperkenalkan menu baru, tunggulah sampai tiga atau lima hari sebelum makanan baru pada menu. Dengan begini, Mam dan Pap tahu mana makanan yang menimbulkan reaksi atau tidak.

Jika terjadi reaksi, catat apa yang muncul dan konsultasikan dengan dokter anak untuk konfirmasi.
 

3. Konsultasi dengan Dokter Anak

Jika Mam dan Pap mencurigai si Kecil mengalami alergi makanan, segera konsultasikan dengan dokter anak.

Sebab, reaksi alergi bisa berdampak fatal dan terjadi dengan sangat cepat. Jika si Kecil mengalami kesulitan bernapas/mengi, mengalami pembengkakan pada wajah/bibir, atau mengalami muntah-muntah atau diare parah setelah makan, segera bawa ke rumah sakit.

Jika si Kecil mengalami reaksi alergi ringan, seperti ruam atau gatal-gatal, bawa ke dokter anak untuk evaluasi lebih mendalam.

Dokter dapat melakukan tes alergi untuk mengonfirmasi diagnosis dan memberikan panduan lebih lanjut tentang penanganan kasus spesifik.
 

4. Tes Alergi

Tes alergi dilakukan untuk mengetahui penyebab gejala alergi dan dilakukan melalui wawancara kepada orangtua kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.

Jika terdapat hubungan jelas antara penyebab alergi dengan reaksi alergi, tes alergi tidak perlu dilakukan.

Pasien membutuhkan tes alergi untuk gejala yang dicurigai sebagai penyakit alergi berat, persisten, atau berulang tanpa jelas diketahui penyebabnya.

Tes alergi juga dilakukan untuk menentukan gejala terjadi disebabkan oleh alergi atau tidak.

Setelah melakukan 4 hal di atas,  cara mengatasi alergi makanan pada bayi yang paling penting adalah menghindari makanan yang menjadi pencetus alergi. Oleh karena itu, pastikan Mam dan Pap memperhatikan reaksi bayi ketika menerima makanan baru. Tak kalah penting, jangan ragu mencari saran langsung dari profesional kesehatan!

Source :

 Parents - Allergy Testing for Kids: A Parent's Guide. Dari parents.com/health/allergies/allergy-testing-for-kids-a-parents-guide/. Diakses pada 9 Januari 2024.

NHS - Food allergies in babies and young children. Dari nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/food-allergies-in-babies-and-young-children/. DIakses pada 9 Januari 2024

Johns Hopkins - Food Allergies in Children. hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/food-allergies-in-children. Diakses pada 10 Januari 2024

WebMD - Feeding Baby: How to Avoid Food Allergies. Dari webmd.com/parenting/baby/introducing-new-foods. Diakses pada 10 Januari 2024

Verywell Family - How and When to Get Your Child Tested for Allergies. Dari verywellfamily.com/how-and-when-to-get-your-child-tested-for-allergies-5220403. Diakses pada 10 Januari 2024

IDAI - Perlukah Tes Alergi? Dari idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/perlukah-tes-alergi. Diakses pada 10 Januari 2024
 

Info Selengkapnya

Mengenal Jenis Susu untuk Bayi Alergi Susu Sapi Thumbnail.jpg

Mengenal Jenis Susu untuk Bayi Alergi Susu Sapi

ASI merupakan nutrisi terbaik untuk tumbuh kembang bayi. Namun, ada kalanya pemberian ASI eksklusif tidak dapat terlaksana sehingga terpaksa dilakukan pemberian susu formula berbasis susu sapi sesuai rekomendasi dari tenaga kesehatan.

Mam, Ini 5 Ciri Feses Bayi Alergi Susu Sapi

Mam, Ini 5 Ciri Feses Bayi Alergi Susu Sapi

ASI mengandung gizi penting yang dibutuhkan oleh bayi dalam proses tumbuh kembangnya. Selain itu, pemberian kolostrum atau ASI yang keluar pertama kali setelah melahirkan, juga mengandung nutrisi dan antibodi yang dapat melindungi bayi dari infeksi.

Kenali 7 Ciri-Ciri Bayi Alergi Susu Sapi Berikut Ini!

Kenali 7 Ciri-Ciri Bayi Alergi Susu Sapi Berikut Ini!

Tahukah Mam soal alergi susu sapi pada Si Kecil? Alergi susu adalah respons sistem kekebalan tubuh yang tidak lazim terhadap susu dan produk yang mengandung susu.

Bagaimana Cara Menstabilkan Hormon Setelah Melahirkan (1).jpg

Bagaimana Cara Menstabilkan Hormon Setelah Melahirkan (1).jpg

Setelah berlimpah kebahagiaan akhirnya bisa menimang si Kecil pasca-hamil sembilan bulan, Mam biasanya menghadapi tantangan baru berupa perubahan hormon setelah melahirkan.

Produk Wyeth Nutrition

promise-baru.png

S-26 Promise GOLD

Susu pertumbuhan dengan kandungan nutrisi yang diformulasikan oleh Wyeth Nutrition Expert untuk dukung potensi hebat & Belajar Progresif si Kecil. (Usia 3-12 tahun)

procalgold.png

S-26 Procal GOLD

Susu pertumbuhan dengan kandungan nutrisi yang diformulasikan oleh Wyeth Nutrition Expert untuk dukung potensi hebat & Belajar Progresif si Kecil. (Usia 1-3 tahun)

promise-a

S-26 Promise Nutrissentials

Susu bubuk Anak usia 3-12 Tahun. Berikan Nutrisi, Inspirasi, & Stimulasi tepat untuk bantu Ia siap belajar.

Informasi Parenting untuk Mam dan Pap

Temukan informasi seputar nutrisi, stimulasi, tumbuh kembang, dan tips parenting di periode

Pra-Kehamilan, Kehamilan, Bayi, dan Anak.

Pra-kehamilan

Pra-Kehamilan

Informasi cara mempersiapkan kehamilan dan tips penting selama masa pra-kehamilan.

Kehamilan

Kehamilan

Informasi lengkap tentang masa kehamilan dari trimester pertama,  hingga persalinan.

Anak

Anak

Pelajari nutrisi, stimulasi, tumbuh kembang, dan tips parenting untuk si Kecil usia di atas 1 tahun di sini.

Bayi

Bayi

Pelajari nutrisi, stimulasi, tumbuh kembang, dan tips parenting untuk si Kecil usia 0-12 bulan di sini.

Berikan Rating

Please login to leave us a comment.

Login