Keluar Flek Cokelat saat Hamil Muda? Ini Cara Atasinya
Masa kehamilan tentu menjadi salah satu masa membahagiakan bagi Mam dan Pap. Meski dipenuhi suka dan duka, bayang-bayang akan segera hadirnya si Kecil tentunya membuat bahagia.
Apa yang terjadi jika Mam mengalami flek saat trimester pertama? Tentu ada timbul rasa cemas dalam benak Mam dan Pap. Khawatir flek cokelat yang keluar saat hamil muda adalah tanda-tanda keguguran.
Flek Cokelat saat Hamil MudaCemas saat mendapati flek cokelat saat hamil muda adalah hal wajar, Mam. Kendati demikian, sebaiknya Mam tetap berusaha tenang. Usahakan jangan panik demi kebaikan si Kecil saat flek coklat pada ibu hamil terjadi. Langsung menghubungi dokter kandungan adalah langkah yang baik. Namun, ternyata tidak semua flek merupakan tanda bahaya pada kehamilan loh, Mam. ada baiknya Mam dan Pap juga mengetahui apa saja penyebab terjadinya flek cokelat saat hamil muda.
Penyebab Flek Cokelat Saat Hamil
Ada berbagai penyebab keluarnya flek cokelat saat hamil yang sebaiknya Mam dan Pap ketahui. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Berhubungan Intim
Saat hamil, volume darah dalam tubuh Mam meningkat. Ketika Mam dan Pap melakukan hubungan intim, terjadi penekanan pada serviks. Risiko adalah akan terjadi iritasi dan akhirnya timbul flek cokelat.
Sebetulnya iritasi tidak hanya terjadi saat berhubungan intim saja. Saat dilakukan pemeriksaan rutin atau terjadi infeksi juga bisa menyebabkan timbulnya flek cokelat. Itu karena kondisi serviks saat hamil lebih lembut dan sensitif sehingga ketika terjadi iritasi akan mudah mengeluarkan darah.
2. Proses Implantasi
Flek yang dialami Mam juga bisa menandakan sedang terjadi proses implantasi. Itu artinya embrio yang sudah dibuahi sedang menempel di leher rahim Mam. Proses implantasi menjadi sangat penting untuk tahap berikutnya. Bila proses ini tidak terjadi dengan baik akan berisiko terhadap perkembangan janin.
Saat terjadi proses implantasi, Mam mungkin akan mengalami flek atau merasa sedikit kram. Ini sebetulnya hal yang normal pada proses ini. Flek yang keluar pun bisa memiliki tiga warna yang berbeda, bisa berupa bercak berwarna merah, cokelat, bahkan hitam.
Flek warna hitam memang lebih jarang ditemui. Namun, ini bisa saja terjadi karena pengaruh alat KB atau kondisi rahim. Semuanya ini normal Mam, selama tidak terjadi pendarahan dalam jumlah banyak. Ketika bercak berwarna hitam, pastikan juga darah yang keluar bukan berupa gumpalan.
3. Hamil Ektopik
Bila proses Implantasi tidak terjadi sempurna, hamil ektopik bisa saja terjadi. Embrio yang sudah dibuahi seharusnya menempel pada dinding rahim. Namun, karena ada masalah tertentu, embrio malah tetap menetap di tuba falopi atau organ lain. Karena itu, hamil ektopik juga sering disebut dengan istilah hamil di luar kandungan.
Sebaiknya Mam segera memeriksakan kondisi ini ke dokter kandungan untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut. Kehamilan ektopik memang membutuhkan penanganan darurat. Bila tidak segera ditangani, bisa mengakibatkan terjadinya komplikasi lain yang lebih berat.
4. Hamil Anggur
Hamil anggur atau hamil molar adalah proses kehamilan yang gagal. Mam akan merasakan ciri-ciri seperti hamil, tetapi sebenarnya tidak ada janin yang terbentuk. Itu karena tumbuhnya jaringan abnormal saat pembuahan. Mam yang mengalami hamil anggur juga harus segera ditangani. Bila tidak, kondisi ini dapat berisiko berkembangnya menjadi sel kanker.
5. Polip Serviks
Meningkatnya kadar estrogen saat hamil juga bisa menimbulkan polip serviks. Umumnya Mam tidak perlu khawatir bila mengalami polip serviks. Bila tidak ada indikasi lain yang mengkhawatirkan, polip bisa hilang dengan sendirinya saat melahirkan.
Jika Mam memiliki gejala polip serviks, sebaiknya memang mulai mengurangi beberapa aktivitas yang mengakibatkan gesekan terhadap polip. Salah satu aktivitas yang sebaiknya dikurangi adalah berhubungan intim. Ini karena tekanan pada serviks serta kondisinya yang sensitif akan memicu keluarnya pendarahan.
6. Kelainan Plasenta
Plasenta memiliki peran penting selama masa kehamilan. Plasenta menjadi penghubung antara Mam dan si Kecil yang berada dalam kandungan. Nutrisi yang dikonsumsi Mam akan disalurkan melalui plasenta kepada si Kecil. Begitu juga dengan oksigen.
Plasenta yang normal seharusnya menempel di bagian atas dinding rahim. Namun, dalam beberapa kasus ada kelainan plasenta yang menutupi jalan lahir (plasenta previa). Kelainan ini bisa diketahui melalui pemeriksaan fisik dan USG oleh bidan atau dokter kandungan.
Bila Mam mengalami plasenta previa, dokter akan memberikan beberapa larangan seperti tidak melakukan aktivitas berat atau berhubungan intim untuk menghindari pendarahan. Dalam kasus yang parah, kondisi ini juga bisa mengharuskan bed rest. Biasanya ibu hamil yang mengalami plasenta previa disarankan untuk melahirkan dengan cara operasi Caesar.
Baca Juga: Risiko Hamil Di Atas Usia 35 Tahun
7. Keguguran
Pada kehamilan muda, biasanya keguguran terjadi karena janin tidak bertumbuh kembang dengan semestinya. Ini mungkin karena fungsi plasenta yang tidak berjalan baik atau terjadi masalah pada kromosom si Kecil. Hal ini juga menyebabkan keluar flek cokelat saat hamil muda.
Langkah Penanganan saat Keluar Flek Cokelat
1. Berusaha Tetap Tenang
Keluar flek memang bisa membuat cemas. Apalagi, bagi Mam yang baru pertama kali hamil atau memiliki riwayat kehamilan berisiko. Ketika flek muncul, tetaplah berusaha tenang. Pap bisa ikut andil agar Mam tidak menjadi panik. Ini karena keluarnya flek cokelat saat hamil muda tidak selalu menjadi pertanda adanya sesuatu yang berbahaya.
Flek cokelat di awal kehamilan banyak dialami ibu hamil. Membedakan apakah flek tersebut normal atau abnormal bisa dilihat dari warna darah yang keluar. Flek yang abnormal biasanya berwarna merah segar. Volume flek normal juga biasanya hanya sedikit.
Kebalikannya, flek abnormal akan keluar dalam volume yang banyak. Meski keluar sedikit, tetapi terus-menerus juga harus mulai diwaspadai. Flek yang abnormal juga akan diikuti gejala lain misalnya kram pada bagian perut. Bila hal ini terjadi, segera periksakan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
2. Lakukan Pemeriksaan Rutin
Ketika Mam mulai merasakan gejala kehamilan, bisa juga dari hasil tes kehamilan, saatnya melakukan pemeriksaan rutin. Bidan atau dokter akan memantau kesehatan Mam selama masa kehamilan.
Melakukan pemeriksaan rutin bisa membantu Mam dan Pap mengetahui tahapan perkembangan janin serta kesehatan kehamilan Mam.
3. Banyak Istirahat dan Hindari Aktivitas Berat
Saat sedang hamil, Mam akan lebih mudah lelah. Dalam keadaan hamil yang sehat pun sebaiknya Mam mengurangi aktivitas berat. Bila sampai harus bed rest, Mam harus mematuhinya demi kebaikan Mam dan si Kecil dalam kandungan.
4. Hindari Stres
Sebetulnya stres tidak berisiko menyebabkan keguguran. Namun, jika Mam mengalami stres artinya ada gangguan psikologis. Gangguan ini akan dikhawatirkan membuat kondisi Mam terganggu, misalnya jadi kurang beristirahat atau mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Ini juga bisa berakibat mengganggu tumbuh kembang si Kecil dan kemudian keluar flek.
Setelah mengetahui penyebab dan penanganan keluarnya flek cokelat, Mam dan Pap kini lebih tenang menjalani kehamilan, kan? Perhatikan juga konsumsi makanan ya, Mam. Hamil bukan berarti porsi makan menjadi dobel. Namun, tetap mengacu pada pola makan gizi seimbang agar selama kehamilan Mam tetap sehat dan si Kecil bisa tumbuh dengan baik.
Source:
webmd.com/baby/guide/bleeding-during-pregnancy#1
babycentre.co.uk/a3081/vaginal-spotting-or-bleeding-in-early-pregnancy
medicinenet.com/pregnancy_bleeding_during_the_first_trimester/article.htm#what_are_other_common_causes_of_bleeding_during_the_first_trimester_of_pregnancy
Produk wyeth nutrition
Related articles