5 Pertanyaan Seputar Belajar Mengenal Huruf yang Sering Diajukan Orangtua
Kemampuan berbahasa merupakan salah satu aspek perkembangan anak usia dini yang penting untuk dikembangkan dan diperhatikan. Mengenal huruf erat kaitannya dengan perkembangan kemampuan membaca di kemudian hari (Whitehurst & Lonigan, 1998). Tetapi, Mam tak perlu terburu-buru meminta si Kecil belajar menyusun huruf menjadi kata, apalagi meminta ia menuliskan namanya. Belajar mengenal huruf, sama seperti belajar hal-hal lainnya, perlu dilakukan secara bertahap sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Berdasarkan penelitian Jones and Reutzel (2012) peningkatan kemampuan si Kecil dalam mengenal huruf dapat dilakukan dalam 3 tahap, yaitu (1) mengenal nama huruf dan bunyinya, (2) mengenali huruf dalam kata, dan (3) membuat bentuk huruf.
Bagaimana Mam dapat membantu anak belajar mengenal huruf? Apa yang pertama-tama harus dilakukan? Tentu Mam atau Pap masih punya banyak pertanyaan lainya. Nah, berikut ini 5 pertanyaan seputar belajar mengenal huruf yang sering diajukan orang tua. Simak, yuk!
Kapan mulai mengenalkan huruf pada si Kecil?
Hiebert (1981) menemukan bahwa pada usia 3 tahun, si Kecil dapat menyebutkan rata-rata 10 huruf. Awalnya ia hanya akan mengenal huruf sebagai huruf itu sendiri, A sebagai A, tanpa memahami bahwa A adalah bagian dari sebuah kata, atau memiliki peran dalam sebuah suara yang diucapkan (Dyson, 1984).
Mana yang lebih dahulu, mengenalkan huruf kapital atau huruf kecil?
Si Kecil biasanya lebih mudah mengenal huruf kapital sebelum huruf kecil (Smythe et al. 1971; Worden dan Boettcher 1990), karena umumnya berbagai huruf yang ada di lingkungan – iklan di televisi, merek makanan atau yang ada di rumah, dan juga buku alfabet miliknya — dicetak dalam huruf kapital (Bowman dan Treiman 2004). Begitu pula dengan penulisan namanya yang dipasang di depan pintu kamar, juga diawali dengan huruf kapital (Treiman dkk. 2007a). Saat si Kecil sudah cukup mengenal huruf kapital, mereka enam belas kali lebih mudah kemungkinannya untuk mengetahui huruf kecil yang tepat (Turnbull et al. 2010).
Bagaimana mengajarkan bunyi dari tiap huruf?
Saat mengajarkan mengucapkan bunyi dari sebuah huruf, pertama-tama, gunakan ‘suara yang mewakili huruf tersebut’ bukan ‘suara yang dihasilkannya’ (Johnston 2004). Saat Mam & Pap mengajarkan, “H – Harimau” si Kecil bisa saja bertanya, “Seperti apa sih suara harimau?” Jika Mam & Pap menjawab dengan auman, maka yang akan diingatnya adalah suara harimau mengaum, dan huruf H tidak memiliki bunyi untuk diucapkan. Kedua, saat mengajarkan huruf vokal, ucapkan dengan singkat (Jones dan Reutzel, 2012). “A – apel” bukan “Aaaaaaaapel” karena si Kecil bisa mengartikan secara harfiah bahwa mengucapkan huruf A harus sepanjang 3-10 detik sesuai yang Mam & Pap contohkan.
Apakah ada cara tertentu untuk mengenalkan huruf?
Berbagai studi membahas tentang buku sebagai media belajar huruf paling utama, karena mengenal huruf merupakan jembatan utama untuk tahap membaca dan menulis.
Berbeda dengan buku cerita, buku alfabet dirancang spesifik untuk menarik perhatian si Kecil pada bentuk huruf sehingga dapat membantunya mengenal huruf dengan lebih baik dari pada huruf yang terdapat pada buku cerita. Huruf menjadi fokus sebuah halaman, disertai benda yang menggambarkan, dan kata yang diawali dengan huruf tersebut. Mam & Pap juga bisa lebih fokus melafalkan huruf, dan terhindar dari gangguan seperti ilustrasi, atau alur cerita.
Penelitian oleh Evans, M. A., Saint-Aubin, J., & Landry, N menunjukkan bahwa si Kecil yang sering mendengar pelafalan sebuah huruf dari buku alfabet, bisa lebih cepat menemukan huruf tersebut saat ia mendengar, dan ikut mengucapkannya kembali.
Bennett., et al (2002) menambahkan, bahwa si Kecil yang sering membaca buku bersama orang tua dan fokus dengan huruf-huruf yang ada di dalam buku, mampu mengenal alfabet dengan lebih baik dibandingkan anak yang jarang melakukannya.
Si Kecil saya belum bisa membaca, apakah ia disleksia?
Disleksia merupakan gangguan saraf di otak yang memengaruhi kesulitan dalam proses belajar membaca, menulis, atau mengeja. Dari berbagai gejala disleksia, kesulitan menghafal abjad merupakan salah indikator. Pada si Kecil yang masih balita, gejala ini sulit dikenali. Namun saat ia mencapai usia sekolah, gejala lainnya akan semakin terlihat, terutama ketika si Kecil sudah dalam tahap belajar membaca. Segera konsultasikan dengan dokter atau psikolog untuk mengetahui perkembangan si Kecil.
Yang perlu Mam ingat, saat hendak mengenalkan huruf pada anak, lakukan dengan cara dan dalam suasana yang menyenangkan, ya. Jika si Kecil belajar dengan gembira, tentunya hasilnya pun akan lebih optimal.
Sumber:
http://dyslexia.yale.edu/dyslexia/what-is-dyslexia/
https://www.understood.org/en/learning-thinking-differences/child-learn…
https://www.babycenter.com/404_whats-the-best-way-to-teach-my-child-the…;
Dyson, A.H. (1984). "N spell my Grandmama": Fostering early thinking about print. The Reading Teacher, 38, 262-271.
Evans, M. A., Saint-Aubin, J., & Landry, N. (2009). Letter names and alphabet book reading by senior kindergarteners: An eye movement study. Child Development, 80, 1824–1841. DOI: 10.1111/j.1467-8624.2009.01370.x.
Hiebert, E.H. (1981). Developmental patterns and interrelationships Reading of preschool children's print awareness. Reading Reasearch Quarterly, 16, 236-260.
Johnston, P. H. (2004). Choice words. Portland, ME: Stenhouse Publishers.
Jones, C. D., & Reutzel, D. R. (2012). Enhanced alphabet knowledge instruction: Exploring a change of frequency, focus, and distributed cycles of review. Reading Psychology: An Interna- tional Journal, 33(5), in press.
Lonigan, C. J., Purpura, D. J., Shauna, B. W., Walker, P. M., & Clancy-Menchetti, J. (2013). Evaluating the components of an emergent literacy intervention for preschool children at risk for reading difficulties. Journal of Experimental Child Psychology, 114, 111–130.
Treiman, R., Cohen, J., Mulqueeny, K., Kessler, B., & Schechtman, S. (2007a). Young children’s knowledge about printed names. Child Development, 78, 1458–1471.
Turnbull, K. L. P., Bowles, R. P., Skibbe, L. E., Justice, L. M., & Wiggins, A. K. (2010). Theoretical explanations for preschool- ers’ lowercase alphabet knowledge. Journal of Speech, Lan- guage, and Hearing Research, 53, 1757–1768.
Whitehurst, G.J., & Lonigan, C.J. (1998). Child development and emergent literacy. Child Development, 69(3), 848–872.
Worden, P. E., & Boettcher, W. (1990). Young children’s acquisition of alphabet knowledge. Journal of Reading Behavior, 22, 277–295.
Share
Yuk Cari Inspirasi Hebat Lainnya
Penyebab Perut Anak Kembung di Malam Hari dan Cara Mengatasinya
Mam, masa taman kanak-kanak (TK) adalah lompatan untuk si Kecil memasuki dunia sekolah. Belajar membaca adalah salah satu skill paling penting saat memasuki usia sekolah dan sebaiknya mulai fokus dilakukan saat si Kecil duduk di bangku TK.
Simak 5 Cara Belajar Membaca yang Menyenangkan untuk Anak TK!
Mam, masa taman kanak-kanak (TK) adalah lompatan untuk si Kecil memasuki dunia sekolah. Belajar membaca adalah salah satu skill paling penting saat memasuki usia sekolah dan sebaiknya mulai fokus dilakukan saat si Kecil duduk di bangku TK.
Produk Wyeth Nutrition
Informasi Parenting untuk Mam dan Pap
Temukan informasi seputar nutrisi, stimulasi, tumbuh kembang, dan tips parenting di periode
Pra-Kehamilan, Kehamilan, Bayi, dan Anak.
Berikan Rating
Please login to leave us a comment.
Login