
6 Cara Mengenali Karakter Anak: Pahami Si Kecil Lebih Dalam!
Setiap anak memiliki karakter (atau disebut juga personality) dan temperamen yang berbeda, bahkan meskipun mereka saudara kandung. Sementara itu, orangtua tentunya perlu memahami karakter dan temperamen anak agar dapat membesarkan anak dengan dukungan yang sesuai dan efektif.
Memahami karakter si Kecil memungkinkan Mam dan Pap memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu cara mengenali karakter anak dapat dilakukan dengan memahami respons si Kecil terhadap situasi tertentu, seperti apakah ia cepat beradaptasi atau membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri. Dengan pemahaman ini, Mam dan Pap dapat mengenali karakter anak secara lebih efektif. Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan.
1. Observasi Kebiasaan Sehari-hari
Mengamati kebiasaan sehari-hari si Kecil adalah salah satu cara efektif untuk memahami karakter dan temperamennya. Perhatikan aktivitas apa yang sering ia lakukan dan bagaimana ia bertindak dalam situasi tertentu. Apakah ia lebih aktif dan suka bergerak, atau lebih suka duduk tenang? Anak yang lebih aktif mungkin tertarik pada permainan fisik, sedangkan anak yang lebih tenang mungkin lebih suka menggambar atau menyusun puzzle.
Penting juga memperhatikan bagaimana si Kecil menghadapi hal-hal baru. Apakah ia cepat mendekati sesuatu yang baru atau justru menarik diri? Anak dengan kecenderungan “approach” lebih antusias mencoba hal baru, sedangkan anak dengan kecenderungan “withdrawal” mungkin butuh waktu lebih lama untuk merasa nyaman. Observasi ini membantu Mam memahami respons si Kecil terhadap dunia di sekitarnya dan memberikan dukungan yang sesuai.
2. Ajak Berdiskusi untuk Memahami Pandangan Anak
Mengajak si Kecil berdiskusi adalah cara efektif untuk memahami pandangannya. Anak-anak di usia prasekolah mengalami perkembangan pesat dalam kapasitas representasi simbolik, memungkinkan mereka mengungkapkan ide, pengalaman, dan emosi dengan lebih baik. Diskusi dengan anak dapat membantu Mam melihat bagaimana si Kecil memahami dunia.
Pada usia 2-7 tahun, anak mulai berbicara tentang kejadian masa lalu dan masa kini. Mereka senang menceritakan ulang cerita dari buku atau pengalamannya sendiri. Diskusi ini juga dapat membantu Mam mengenali macam-macam karakter anak dan memperhatikan pola-pola tertentu dalam cara mereka menafsirkan sesuatu. Dengan bertanya, “Apa bagian paling seru dari bermain di taman tadi?”, Mam dapat melihat bagian mana yang paling bermakna bagi si Kecil.
Anak-anak di tahap ini mulai memperlihatkan kemampuan simbolik yang lebih besar. Mereka tidak hanya memahami dunia melalui indera, tetapi juga melalui simbol. Diskusi yang mengajak anak menceritakan ulang pengalamannya membantu memperkuat keterampilan komunikasi anak. Diskusi semacam ini juga memungkinkan anak belajar memahami pandangan orang lain, yang secara bertahap membantu mengatasi egosentrisme pada tahap ini.
3. Ajukan Pertanyaan yang Mendorong Anak untuk Bercerita
Mengajukan pertanyaan kepada anak membantu memperkuat kemampuan berbicaranya serta menjadi salah satu tips mengenali karakter anak. Anak-anak di usia 2-7 tahun memiliki rasa ingin tahu tinggi dan sering mengajukan pertanyaan “kenapa” dan “bagaimana.” Dalam meresponsnya, Mam bisa membalik peran dan mengajukan pertanyaan seperti, “Menurut kamu, kenapa matahari terbenam di sore hari?”
Anak-anak juga mulai perlahan menggunakan nalar, tetapi belum sepenuhnya logis. Dengan mengajukan pertanyaan terbuka, Mam membantu anak mengasah kemampuan berpikir logis dan memperkuat keterampilan berbicara. Sebaliknya, pertanyaan ya atau tidak membatasi eksplorasi dan tidak memungkinkan anak menjelaskan pikirannya secara rinci.
4. Tawarkan Berbagai Kegiatan untuk Melihat Respons Anak
Memberikan si Kecil kesempatan mencoba berbagai aktivitas baru dapat membantu Mam memahami karakter dan temperamennya. Setiap anak merespons tantangan baru secara berbeda, ada yang langsung antusias, ada juga yang lebih berhati-hati dan butuh dorongan. Dengan menawarkan kegiatan seni, permainan konstruktif, atau aktivitas fisik seperti olahraga, Mam dapat mengamati bagaimana si Kecil bereaksi.
Cara anak merespons tantangan baru berhubungan dengan trait pendekatan dan penarikan diri (approach/withdrawal). Anak dengan trait “approach” lebih mudah menerima kegiatan baru, sementara anak dengan trait “withdrawal” butuh waktu lebih lama untuk merasa nyaman. Untuk mendukung anak dengan karakteristik ini, Mam bisa memberikan informasi sebelumnya tentang aktivitas tersebut atau menawarkan aktivitas yang lebih familiar terlebih dahulu.
Aktivitas fisik juga efektif untuk memahami tingkat aktivitas anak. Ada anak yang suka bergerak terus-menerus dan senang bermain bola atau berlari, sementara yang lain lebih nyaman dengan kegiatan seperti menggambar. Dengan menyediakan beragam kegiatan, Mam dapat mengenali minat si Kecil, mulai dari seni hingga olahraga.
5. Perhatikan Respon Anak terhadap Perubahan dan Adaptasi
Setiap anak merespons perubahan dengan cara yang berbeda. Ada yang cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, tetapi ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri. Perubahan ini bisa berupa pindah sekolah, bertemu teman baru, atau menjalani rutinitas baru. Memahami bagaimana si Kecil merespons perubahan membantu Mam mengenali fleksibilitas dan kemampuannya dalam menghadapi situasi baru.
Anak yang mudah beradaptasi tinggi lebih fleksibel menerima perubahan. Sebaliknya, anak dengan tingkat adaptabilitas rendah mungkin lebih sensitif terhadap perubahan, terutama saat rutinitas terganggu. Anak-anak ini cenderung membutuhkan lebih banyak dukungan dari orang tua.
Untuk mendukung anak yang kesulitan beradaptasi, Mam dapat memberikan informasi sebelumnya tentang perubahan yang akan terjadi. Sebelum pindah ke sekolah baru, misalnya, Mam bisa mengajaknya melihat-lihat sekolah, bertemu guru, atau berbicara tentang apa yang bisa ia harapkan. Dukungan ini membantu proses adaptasi berjalan lebih lancar. Dengan pengamatan ini, Mam dapat membantu anak menghadapi perubahan, misalnya dengan memperkenalkan perubahan secara bertahap atau melibatkan si Kecil dalam pengambilan keputusan.
6. Pelajari Karakteristik Anak Sesuai Usianya
Karakter anak dipengaruhi oleh temperamen bawaan dan tahap perkembangan usianya. Pada usia tertentu, anak mulai menunjukkan perubahan dalam cara berpikir, berinteraksi, dan merespons lingkungannya. Misalnya, pada usia 3 hingga 5 tahun, anak mulai memahami emosi orang lain, menunjukkan minat terhadap interaksi sosial, dan mulai memahami perasaan orang tua mereka.
Baca Juga : Cara Membangun Karakter Anak Agar Mandiri Sejak Dini
Mam dapat memperhatikan bagaimana karakter si Kecil berkembang dari waktu ke waktu. Pada usia ini, anak mulai belajar mengelola emosi, berlatih kemandirian, dan mengembangkan kepekaan sosial. Mengamati perubahan ini membantu Mam memahami kebutuhan anak dan menyesuaikan pola asuh.
Selain itu, karakter anak berkembang seiring bertambahnya usia, tetapi sifat temperamen bawaan tetap memengaruhi cara mereka beradaptasi dengan dunia sekitar. Memahami perkembangan usia dan sifat bawaan anak membantu Mam menentukan ekspektasi yang lebih realistis dan menerapkan pola asuh yang lebih sesuai.
Selain pola asuh yang tepat, dukungan nutrisi juga penting dalam tumbuh kembang anak. S-26 Promise Nutrissentials™ hadir sebagai nutrisi tambahan pertumbuhan untuk anak usia 3-12 tahun, membantu memenuhi kebutuhan belajar dan perkembangan fisik si Kecil. Dengan kandungan nutrisi yang dirancang khusus, nutrisi tambahan ini mendukung fondasi belajar dan pertumbuhan optimal. Nutrisi ini dapat membantu mendukung perkembangan kognitif si Kecil, terlepas dari jenis karakter anak yang dimilikinya.
S-26 Promise Nutrissentials™ mengandung Asam Linoleat dan Protein yang berperan dalam pengembangan kognitif anak, membantu si Kecil lebih siap menghadapi proses pembelajaran. Tak hanya itu, kandungan Selenium, Vitamin A, B2, dan B12 mendukung imunitas dan metabolisme energi, menjaga si Kecil tetap aktif dan sehat.
S-26 Promise Nutrissentials juga diperkaya dengan Kalsium yang membantu pembentukan dan kepadatan tulang serta gigi si Kecil, mendukung pertumbuhan fisiknya di usia pertumbuhan. Dengan kombinasi nutrisi yang seimbang, S-26 Promise Nutrissentials™ membantu anak tumbuh sehat dan siap menghadapi aktivitas belajar dan bermain.
Tersedia dalam kemasan 400 gr, 700 gr, dan 1400 gr, S-26 Promise Nutrissentials™ siap menjadi pendamping pertumbuhan si Kecil. Dengan rasa yang lezat dan mudah disajikan, susu ini memberikan dukungan gizi yang diperlukan untuk membantu si Kecil menjadi anak yang tangguh, cerdas, dan siap menghadapi tantangan di setiap tahap perkembangannya.
Source
Your Preschooler’s Developing Personality: 6 Tips for Parents. Dari https://www.webmd.com/parenting/features/preschooler-personality-traits. Diakses pada 10 Desember 2024.
Work With Your Child’s Personality. Dari https://www.webmd.com/parenting/features/food-exercise-personality. Diakses pada 10 Desember 2024.
6.2 Cognitive Development in Early Childhood. Dari https://pressbooks.pub/lifespandevelopmentccc/chapter/cognitive-development-in-early-childhood/. Diakses pada 10 Desember 2024.
Play & cognitive development: preschoolers | Raising Children Network. Dari https://raisingchildren.net.au/preschoolers/play-learning/play-preschooler-development/thinking-play-preschoolers. Diakses pada 10 Desember 2024.
Piaget's 4 Stages of Cognitive Development Explained. Dari https://www.verywellmind.com/piagets-stages-of-cognitive-development-2795457. Diakses pada 10 Desember 2024.
Produk wyeth nutrition