Bagaimana Kehebatan si Kecil terbentuk?
Setiap anak dapat menunjukkan kehebatan yang berbeda-beda, baik dalam hal jenis dan tipe kehebatannya maupun dalam hal waktu sejak kapan kehebatannya tersebut mulai nampak muncul.
Dua faktor utama yang berperan dalam proses pembentukan otak anak tersebut adalah (1) faktor Nature, atau juga dikenal dengan faktor genetik, dan (2) faktor Nurture, atau juga dikenal dengan “faktor pengasuhan
Setiap orangtua pasti mendambakan mempunyai anak dengan kemampuan yang hebat. Pada kenyataannya, masing-masing orangtua mengartikan kehebatan anak dengan cara yang berbeda-beda. Orangtua tua tentu dapat saja mengatakan bahwa anaknya hebat karena sangat mahir bernyanyi atau memainkan sebuah alat musik. Sementara itu, orangtua lain akan mengatakan anaknya hebat karena sangat pandai di bidang pelajaran sekolah. Bahkan, bisa juga orangtua mengatakan anaknya hebat karena sangat tekun beribadah. Tentu saja masih banyak sekali contoh pengertian anak hebat versi orangtua, yang kesemuanya memang menunjukkan bahwa anaknya mempunyai kemampuan tertentu yang nampak lebih baik dan lebih tinggi dibandingkan rata-rata anak sebayanya.
Setiap anak dapat menunjukkan kehebatan yang berbeda-beda, baik dalam hal jenis dan tipe kehebatannya maupun dalam hal waktu sejak kapan kehebatannya tersebut mulai nampak muncul. Variasi dalam hal kehebatan anak tersebut akan semakin dipahami bila kita belajar dari biografi orang-orang hebat di dunia ini.
Misalnya: Kita mengenal Wolfgang Amadeus Mozart sebagai salah satu orang hebat di dunia komposisi musik klasik. Kehebatan Mozart dalam menulis komposisi musik klasik ini bahkan sudah mulai nampak sejak usia yang sangat dini, karena dia mengenal musik sejak lahir dari Ayah-nya yang juga seorang komponis. Sehingga pada saat usia remaja, Mozart sudah dikenal sebagai maestro dengan menciptakan ratusan komposisi musik klasik. Hal yang berbeda ditunjukkan oleh Albert Einstein dan Thomas Alva Edison. Einstein yang dikenal sebagai orang hebat peraih Nobel Ilmu Fisika, dan Edison sang penemu bola lampu, mesin telegraf, dan ribuan peralatan lainnya. Keduanya belum menampakkann kehebatannya di usia muda, namun seiring dengan dukungan orang tua dalam proses belajar yang dilakukan, mereka berdua berhasil menunjukkan kehebatan yang mereka miliki.
Berkaca pada perjalanan hidup di masa usia dini dari ketiga orang hebat tersebut di atas, kita dapat melihat adanya perbedaan dalam jenis kehebatan setiap anak, dimana ada yang hebat di bidang musik, ada yang hebat di bidang fisika, dan sebagainya. Selain itu, waktu kehebatan si Kecil mulai nampak juga berbeda di setiap anak, misalnya Mozart yang kehebatannya sudah tampak sejak kecil berbeda dengan Einstein dan Edison. Perbedaan itu membuat kita bertanya:
“Bagaimana sesungguhnya kehebatan anak itu terbentuk…?”
Dari sudut pandang ilmu medis kedokteran tumbuh kembang anak, kehebatan anak merupakan cerminan dari kompleksitas struktur dan sirkuit otak anak tersebut. Semakin kompleks sirkuit otak anak, semakin besar kapasitas anak untuk mengembangkan kehebatan kemampuannya. Sehingga, anak hebat dapat diartikan sebagai anak dengan kualitas kemampuan yang melebihi rata-rata anak sebayanya, terutama dalam hal intelegensi dan/atau keterampilan di bidang tertentu.
Kompleksitas struktur dan sirkuit otak anak mulai terbentuk sejak awal kehidupannya, yaitu ketika masih di dalam kandungan, sampai anak menginjak usia dewasa, yakni usia 18 tahun. Kecepatan tertinggi pembentukan struktur dan sirkuit otak anak terjadi ketika anak masih berada pada usia di bawah 6 tahun, terutama pada kurun waktu usia sebelum 2 tahun (1000 hari pertama kehidupan).
Dua faktor utama yang berperan dalam proses pembentukan otak anak tersebut adalah (1) faktor Nature, atau juga dikenal dengan faktor genetik, yang berperan sebagai blue print atau “cetak biru” potensi seorang anak, dan (2) faktor Nurture, atau juga dikenal dengan “faktor pengasuhan”, yang di dalamnya termasuk asupan nutrisi, stimulasi, pendidikan, dan sebagainya, yang berperan sebagai pembentuk kemampuan anak dari rentang potensi yang dimilikinya. Kedua faktor tersebut akan berinteraksi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Bila kehebatan seorang anak diibaratkan sebagai sebuah “bangunan”, maka peran faktor genetik (Nature) terbatas untuk menyiapkan sebuah “tempat” yang berpotensi dapat digunakan sebagai lahan berdirinya bangunan tersebut. Sedangkan pengasuhan (Nurture) dapat diibaratkan sebagai proses pendirian bangunan tersebut berjalan secara bertahap.
Peran faktor nutrisi dapat diibaratkan sebagai bahan untuk mendirikan pondasi dari bangunan tersebut. Kekuatan dari pondasi bangunan akan ditentukan dari kuantitas dan kualitas nutrisi. Sedangkan peran dari faktor stimulasi dalam pengasuhan anak sehari-hari dapat diibaratkan sebagai bahan yang akan menentukan seberapa tinggi dan seberapa luas bangunan yang akan berdiri di atas pondasi tersebut.
Faktor nutrisi berperan secara fundamental dalam membentuk kehebatan anak, terutama dalam hal membangun pondasi struktur dan sirkuit otak anak serta pembangunan daya tahan tubuh. Nutrisi mempunyai peran utama dalam pembentukan sel otak, perbanyakan sel otak, pematangan sel otak dan juga percepatan aliran informasi antar sel otak.
Hampir semua jenis nutrisi berperan dalam pembentukan otak, namun beberapa jenis nutrisi tertentu berperan lebih kuat dibandingkan jenis nutrisi lainnya. Nutrisi tersebut antara lain: dalam bentuk makro-nutrien (karbohidrat, protein dan lemak) atau dalam bentuk mikronutrien, vitamin, mineral atau zat-zat ko-faktor (besi, seng, tembaga, selenium, yodium, vitamin B, Vitamin A, Vitamin D, kalsium, asam folat, kolin, sfingomielin, fosfolipid, dan asam lemak rantai panjang (AA-DHA).
Faktor nutrisi sendiri tidak dapat dipisahkan dari faktor stimulasi. Stimulasi merupakan kegiatan interaktif antara anak dengan orangtua/pengasuh sehari-hari dimana anak akan mendapatkan rangsangan dari lingkungan sekitarnya untuk belajar melakukan berbagai kemampuan. Sehingga, pada kegiatan stimulasi anak akan mendapatkan kesempatan belajar untuk mengembangkan berbagai kemampuannya.
Pada saat belajar inilah anak akan mendapatkan berbagai rangsangan sensoris yang masuk melalui panca indera yang dibutuhkan untuk mengembangkan, memperbanyak, dan memperluas jaringan sirkuit otak.
Berdasarkan faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya, Kehebatan anak bukanlah hasil yang instan atau terjadi sekejap mata dan sesaat. Kehebatan Anak harus melalui sebuah proses yang panjang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait satu sama lain.
Faktor genetik yang baik, bukan menjadi jaminan anak pasti akan berkembang menjadi anak yang hebat. Demikian pula sebaliknya, belum tentu anak tidak bisa berkembang menjadi hebat apabila faktor genetik yang dimiliki kurang baik. Kunci kehebatan anak adalah pemenuhan nutrisi dan proses belajar. Kedua hal ini mengembangkan struktur dan jaringan sirkuit otak dan berbeda di setiap anak sehingga kehebatan anak akan berbeda satu dengan yang lainnya
Share
Yuk Cari Inspirasi Hebat Lainnya
Metode Belajar Efektif Menurut Para Ahli
Apakah Mam tau bahwa setiap orang bisa memiliki gaya belajar yang berbeda? Ada dari kita yang betah membaca berjam-jam, ada pula yang senang hands-on activities. Belajar progresif yang mengedepankan salah satunya child-centered dan personalized learning, mengajak Mam mengenal anak lebih jauh dan menerapkan gaya belajar sesuai dengan kebutuhan anak.
Memahami Tahap Belajar untuk Anak 3 Tahun Menurut Para Ahli
Saat si Kecil beranjak ke usia tiga tahun, mereka menjadi lebih mandiri dan mulai banyak menghabiskan waktu tanpa dampingan orangtua. Pada usia ini mereka juga mulai memiliki imajinasi yang tinggi dan senang bermain permainan yang aktif secara fisik.
Produk Wyeth Nutrition
Informasi Parenting untuk Mam dan Pap
Temukan informasi seputar nutrisi, stimulasi, tumbuh kembang, dan tips parenting di periode
Pra-Kehamilan, Kehamilan, Bayi, dan Anak.
Berikan Rating
Please login to leave us a comment.
Login