Bagaimana Tanda Psikologi Anak yang Siap Bersekolah?
Saat si Kecil memasuki usia 3 atau 4 tahun biasanya Mam sibuk mencari Kelompok Bermain atau Taman Kanak-kanak untuknya. Tetapi, sebelum buru-buru school shopping, Mam juga perlu mengamati dan menilai terlebih dahulu apakah si Kecil sudah siap untuk masuk sekolah. Walaupun kegiatan di Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanan masih didominasi dengan bermain dan bersosialisasi, tetapi ‘bersekolah’ tetap merupakan Langkah besar bagi si Kecil, lho. Menurut Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, syarat anak memasuki TK adalah usia 5 atau paling rendah 4 untuk kelompok A dan usia 6 atau paling rendah 5 untuk kelompok B. Bisa dilihat dengan adanya jenjang usia sebagai syarat masuk TK, menunjukkan bahwa di tahap Taman Kanak-kanak, menilai kesiapan psikologi anak untuk bersekolah adalah hal yang penting.
Apa yang dimaksud dengan kesiapan anak untuk bersekolah?
Menilai kesiapan anak untuk bersekolah dapat mencakup beberapa hal. Bukan sekedar akademis seperti kemampuan baca, tulis, atau berhitung, apalagi di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini. Menilai kesiapan anak untuk bersekolah lebih menekankan pada tahap tumbuh kembang anak yang meliputi kesiapan psikologi anak, sosial emosional, kemampuan motorik, komunikasi, dan juga kognitif. Karena itu, bisa jadi satu anak sudah siap masuk TK di usia 4 tahun sementara anak lainnya di usia 5 tahun.
Apakah si Kecil sudah siap untuk bersekolah?
Berikut ini adalah beberapa kemampuan yang perlu dibangun agar anak siap bersekolah, baik dalam hal psikologi anak dan aspek perkembang lainnya:
- Perkembangan emosional
Mampu mengontrol emosinya, fokus mengerjakan tugas, dapat mengikuti instruksi dan petunjuk yang diberikan, dapat memahami peraturan, dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. - Perkembangan sosial
Dapat berinteraksi dengan anak lain, dapat bermain secara mandiri dan juga dalam kelompok. - Perkembangan bahasa
Dapat fokus mendengarkan dan memahami ucapan guru atau anak lain, berbicara dengan jelas, dapat menyampaikan kebutuhannya. - Perkembangan kognitif
Menguasai keterampilan berpikir dasar, dapat menunggu giiran. - Perkembangan kemandirian
Memiliki kemampuan dasar untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dengan pengawasan minim dari orang dewasa, misalnya makan, ke toilet, dan membereskan barang-barang miliknya. - Perkembangan fisik dan motorik
Menguasai keterampilan dasar motorik halus maupun motorik kasar. Misalnya membalik buku, mewarnai, melompat, melempar bola.
Secara umum, dalam hal perkembangan sensori, penting bagi si Kecil untuk dapat menggunakan panca inderanya sebagai cara memahami lingkungan sekitar. Sementara itu, dalam perkembangan sosial, emosional, dan perilaku, Mam perlu mendukung si Kecil untuk belajar fokus, bergiliran, mengikuti petunjuk yang diberikan, empati, mengontrol dan mengkomunikasikan emosinya dengan cara yang positif, membatasi perilaku agresif, dan bagaimana berteman dengan anak lain.
Tentunya, tak semua anak menguasai dan mampu melakukan hal-hal di atas. Karena itu, peran Mam adalah membantu anak memenuhi tugas perkembangan yang akan menjadi dasar bagi anak untuk mencapai tahap siap bersekolah. Apabila si Kecil mengalami kendala di salah satu aspek, Mam perlu mencari stimulasi yang tepat supaya perkembangan anak optimal. Komunikasi yang baik dengan pihak sekolah juga dibutuhkan supaya stimulasi yang diberikan di sekolah maupun dirumah terintegrasi dan memberikan hasil yang optimal.
Sumber:
https://www.haibunda.com/parenting/20191217121112-61-72551/syarat-usia-…
https://childdevelopment.com.au/areas-of-concern/school-readiness/
https://www.learningpotential.gov.au/articles/is-your-child-ready-for-b…
https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/preschool/Pages/Is-…
https://www.babycentre.co.uk/a1053324/is-my-child-ready-for-school
Produk wyeth nutrition
Related articles