Penyebab Diare pada Anak dan Cara Mengatasinya

Penyebab Diare pada Anak dan Cara Mengatasi Sakit Perut pada Anak

31.05.2021

Ketika merasa si Kecil mengalami diare, Mam perlu mengetahui penyebabnya agar si Kecil mendapatkan penanganan yang tepat. Selain itu, Mam juga bisa melakukan pencegahan ke depannya.

headphones

PLAYING: Penyebab Diare pada Anak dan Cara Mengatasi Sakit Perut pada Anak

9 min read

Diare biasanya hilang dalam beberapa hari, tetapi dapat menyebabkan komplikasi jika tidak segera ditangani dengan tepat.

Diare adalah penyakit yang bisa menjangkiti siapa saja, termasuk si Kecil, Mam. Tentu Mam tidak ingin terjadi sesuatu terhadap si Kecil. Namun, jika si Kecil terkena diare, Mam perlu tahu penyebabnya, seperti apa gejalanya, hingga penangannya.
 

Apa Itu Diare?

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan buang air besar lembek atau cair yang berlangsung selama beberapa hari hingga seminggu. Diare sering diikuti demam, mual, muntah, kram, dan dehidrasi.
 

Bagaimana Kita Bisa Tahu saat Si Kecil Mengalami Diare?

Mam harus memperhatikan jika ada yang tidak beres pada si kecil. Waspada jika ia mulai buang air besar dengan kondisi berair dan buang kotoran lebih sering daripada biasanya. Ada kemungkinan si Kecil sedang diare.
 

Penyebab Diare Pada Anak

Ada banyak kemungkinan penyebab diare pada anak, termasuk infeksi virus, bakteri, parasit, antibiotik, atau sesuatu yang dimakan si Kecil. Beberapa penyebab diare yang biasa terjadi antara lain:

1. Infeksi virus
Salah satu penyebab diare pada anak adalah virus. Rotavirus, adenovirus, norovirus, dan astrovirus dapat menyebabkan diare selain muntah, sakit perut, demam, menggigil, dan rasa sakit.. Inilah sebabnya si Kecil butuh imunisasi rotavirus Mam sebagai tindakan pencegahan.

2. Infeksi bakteri
Bakteri seperti salmonella, E.coli, campylobacter, atau staphylococcus, juga dapat menjadi penyebab diare pada anak. Jika si Kecil terkena infeksi bakteri, ia mungkin mengalami diare berat yang ditandai dengan kram pada perut, terdapat darah di tinja, dan demam. Pada beberapa anak mungkin akan menyebabkan muntah.

Sebagian besar infeksi bakteri hilang dengan sendirinya. Beberapa bakteri, seperti infeksi E.coli dari daging setengah matang atau sumber makanan lain bisa menjadi sangat serius. Jika si Kecil memiliki gejala infeksi bakteri, Segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

3. Infeksi telinga
Dalam beberapa kasus, infeksi telinga (yang mungkin virus atau bakteri) dapat menyebabkan serangan diare. Penyebab diare pada anak yang terjadi karena infeksi telinga lebih sering terjadi pada anak dengan usia di bawah 2 tahun.

Dalam kasus ini, si Kecil mungkin sebelumnya baru pilek dan sekarang mengalami mual, muntah, dan nafsu makan memburuk.

4. Parasit
Infeksi parasit juga bisa menyebabkan diare. Giardiasis, misalnya, disebabkan parasit mikroskopis yang hidup di usus. Jika si Kecil mengalami diare akibat infeksi parasit, ia bisa buang air besar yang berisi cairan, kembung, gas, mual, dan kram. Jenis infeksi ini mudah menyebar dari satu anak ke anak lain, misalnya di sekolah atau saat si Kecil sedang di taman bermain.

5. Antibiotik
Salah satu penyebab diare pada anak juga bisa disebabkan antibiotik. Antibiotik bisa membunuh bakteri baik di usus sehingga menyebabkan bakteri jahat penyebab diare berkembang.

6. Terlalu banyak jus
Jus buah memang baik untuk si Kecil. Namun, konsumsi terlalu banyak jus buah (terutama varietas yang mengandung sorbitol) atau minuman manis dapat menghasilkan kotoran yang encer. Sebaiknya Mam membatasi konsumsi jus buah atau  minuman manis untuk si Kecil maksimal satu gelas kecil per hari.

7. Alergi makanan
Alergi makanan juga merupakan salah satu penyebab diare. Jika alergi terhadap makanan tertentu, sistem kekebalan si Kecil merespons protein makanan dengan cara yang dapat menyebabkan reaksi ringan atau berat, baik segera atau dalam beberapa jam. Alergen makan yang paling umum adalah susu sapi, telur, kacang, kedelai, gandum, kacang, ikan, dan kerang.

Gejala alergi makanan biasanya berupa diare, perut kembung, dan sakit perut. Dalam kasus lebih parah, alergi dapat menyebabkan muntah, gatal-gatal, ruam, bengkak, dan kesulitan bernapas.

8. Intoleransi Makanan
Tidak seperti alergi makanan, intoleransi makanan (kadang-kadang disebut sensitivitas makanan) adalah reaksi abnormal yang tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Salah satu contohnya adalah intoleransi laktosa.

Jika si kecil mengalami intoleransi laktosa, itu berarti tubuhnya tidak menghasilkan cukup laktase. Ini adalah enzim yang diperlukan untuk mencerna laktosa (gula dalam susu sapi dan produk susu lainnya). Ketika laktosa tidak dicerna dengan baik di usus dapat menyebabkan diare, kram perut, kembung, dan gas. Gejala biasanya terlihat mulai 30 menit hingga dua jam setelah mengonsumsi produk susu.

9. Keracunan

Diare pada anak juga dapat disebabkan oleh keracunan makanan.

Baca Juga: Cara Memilih Susu Pertumbuhan yang Tepat untuk Anak 

Gejala Diare

Mam sudah mengetahui apa saja penyebab diare yang bisa menyerang si Kecil. Mam juga harus tahu gejala-gejala diare sehingga bisa waspada dan cepat melakukan tindakan.
Diare biasanya hilang dalam beberapa hari, tetapi dapat menyebabkan komplikasi jika tidak segera ditangani dengan tepat. Gejala-gejala diare pada anak antara lain:
•    Feses lembek dan cair
•    Sakit perut
•    Kram perut
•    Mual dan muntah
•    Sakit kepala
•    Kehilangan nafsu makan
•    Haus terus menerus
•    Demam
•    Dehidrasi
•    Darah pada feses
•    Feses yang dihasilkan banyak
•    Terus menerus ke toilet bisa jadi ciri-ciri diare pada anak

Jika Si Kecil Terkena Diare

1. Berikan Cairan 
Jika si Kecil menunjukkan gejala-gejala di atas, Mam bisa berkonsultasi dengan dokter untuk memberikan pertolongan pertama. Salah satu pertolongan pertama adalah dengan memberikan larutan elektrolit pediatric. Larutan ini tersedia di toko obat dalam berbagai rasa yang akan disukai si Kecil. Jus apel yang diencerkan dengan sedikit air juga bisa menjadi cairan penyelamat pertama yang bisa Mam berikan kepada si Kecil. 
 
Jika si kecil masih menyusu, tetap berikan ASI selama ia diare. Selain larutan elektrolit dan jus apel yang diencerkan, yogurt juga bisa diberikan sebagai penyelamat pertama untuk diare. Namun, pastikan Mam memberikan yogurt yang mengandung lactobacillus.  
 
Jika gejala diare sudah terlihat, untuk sementara sebaiknya hindari memberikan minuman manis kepada si Kecil, termasuk soda, jus buah murni, dan air gula. Ini karena gula dapat menarik air ke usus yang membuat kondisi si Kecil lebih buruk lagi.

Sebaiknya mam tidak memberikan obat anti diare tanpa rekomendasi dari dokter. Obat-obatan antidiare dewasa bisa saja berbahaya bagi si Kecil karena dosisnya kurang sesuai.

2. Tetap Berikan Makanan Padat 
Kebanyakan dokter menyarankan untuk terus memberi makan makanan padat kepada si Kecil, bahkan ketika ia mengalami diare. Makanan yang disarankan adalah yang mengandung karbohidrat kompleks seperti roti, sereal, dan nasi.

Selain karbohidrat, daging tanpa lemak, yogurt, buah-buahan, dan sayuran juga aman untuk dimakan. Asupan makanan yang sehat dapat membantu si Kecil mengatasi diarenya dan membantu mengembalikan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk melawan infeksi.

Biasanya si Kecil akan enggan makan saat sakit, bahkan cenderung menolak makanan. Jangan khawatir, Mam. selama ia tetap terhidrasi atau mendapat cukup cairan, Mam tidak perlu cemas. Nafsu makannya akan kembali dalam satu atau dua hari.

3. Perhatikan Popoknya 
Untuk si kecil yang masih batita dan masih menggunakan popok, pastikan pantatnya tetap kering. Sering cek popoknya, ganti jika basah dan gunakan krim popok saat mengganti popoknya. Ini untuk menghindari si Kecil mengalami iritasi karena pup yang encer dan sering.

Pencegahan
Agar si kecil tidak terkena diare, Mam bisa melakukan tindakan pencegahan sejak dini. Mencuci tangan secara teratur adalah pencegahan terbaik dari penularan mikroorganisme penyebab diare dari tangan ke mulut. Hal ini karena mikroorganisme yang menyebabkan diare dapat dengan mudah berpindah dari tangan ke mulut. Si kecil dapat terkena infeksi dengan memasukkan jarinya ke mulut setelah menyentuh mainan, atau benda lain yang telah terkontaminasi.

Ajarkan si Kecil mencuci tangan setidaknya 15 detik dengan sabun dan air hangat sebelum makan atau menyiapkan makanan, serta setelah menggunakan kamar mandi. Pastikan juga Mam menggunakan peralatan memasak yang bersih.
 

Yuk Cari Inspirasi Hebat Lainnya

Dermatitis Atopik Pada Bayi: Kenali Penyebab dan Perawatannya

Dermatitis Atopik Pada Bayi: Kenali Penyebab dan Perawatannya

Bayi memiliki kulit yang lebih sensitif dibandingkan anak-anak dan orang dewasa. Tak heran, bayi kerap mengalami masalah kesehatan kulit, seperti muncul ruam, gatal, dan kemerahan.

Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak (Thumbnail).jpg

Penyebab Bayi Prematur dan Pengaruhnya pada Kemampuan Belajar

Momok kehamilan yang sering dikhawatirkan para calon orangtua adalah bayi lahir prematur. Perlu Mam ketahui, bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan belum genap 37 minggu.

Cara Menyusui yang Benar saat Bayi Mengalami Growth Spurt

5 Cara untuk Bantu Anak Belajar Berjalan

1000 hari pertama kehidupan si Kecil memang dipenuhi dengan berbagai milestones. Salah satunya, dan yang biasanya paling dinanti oleh Mam dan Pap, adalah berjalan. Belajar berjalan bagi si Kecil melibatkan berbagai keterampilan.

Tips Menghindarkan si Kecil dari Keterlambatan Berbicara

Tips Menghindarkan si Kecil dari Keterlambatan Berbicara

Fase anak usia dini, yakni usia 0 sampai 6 tahun, bisa disebut sebagai masa keemasan (golden years).

Tips Mengajak Batita Melakukan Perjalanan Jauh

Tips Mengajak Batita Melakukan Perjalanan Jauh

Banyak orang tua ragu-ragu berlibur ke tempat yang jauh bersama anak yang masih berusia di bawah tiga tahun.

Tip Agar Bokong Bayi Selalu Bersih dan Kering

Tip Agar Bokong Bayi Selalu Bersih dan Kering

Kulit si Kecil, apalagi yang masih bayi adalah kulit yang paling sensitif dan rentan mengalami iritasi.

Merawat Bayi Baru Lahir

Merawat Bayi Baru Lahir

Merawat bayi yang baru lahir tentu saja memerlukan persiapan yang matang ya, Mam.

Produk Wyeth Nutrition

procalgold.png

S-26 Procal GOLD

Susu pertumbuhan dengan kandungan nutrisi yang diformulasikan oleh Wyeth Nutrition Expert untuk dukung potensi hebat & Belajar Progresif si Kecil. (Usia 1-3 tahun)

promise-baru.png

S-26 Promise GOLD

Susu pertumbuhan dengan kandungan nutrisi yang diformulasikan oleh Wyeth Nutrition Expert untuk dukung potensi hebat & Belajar Progresif si Kecil. (Usia 3-12 tahun)

promise-a

S-26 Promise Nutrissentials

Susu bubuk Anak usia 3-12 Tahun. Berikan Nutrisi, Inspirasi, & Stimulasi tepat untuk bantu Ia siap belajar.

Informasi Parenting untuk Mam dan Pap

Temukan informasi seputar nutrisi, stimulasi, tumbuh kembang, dan tips parenting di periode

Pra-Kehamilan, Kehamilan, Bayi, dan Anak.

Pra-kehamilan

Pra-Kehamilan

Informasi cara mempersiapkan kehamilan dan tips penting selama masa pra-kehamilan.

Kehamilan

Kehamilan

Informasi lengkap tentang masa kehamilan dari trimester pertama,  hingga persalinan.

Anak

Anak

Pelajari nutrisi, stimulasi, tumbuh kembang, dan tips parenting untuk si Kecil usia di atas 1 tahun di sini.

Bayi

Bayi

Pelajari nutrisi, stimulasi, tumbuh kembang, dan tips parenting untuk si Kecil usia 0-12 bulan di sini.

Berikan Rating

Please login to leave us a comment.

Login